Khasiat Awar Awar
Tanaman
herbal Awar-awar secara empiris telah
digunakan oleh masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit. Tanaman Awar-awar
mempunyai berbagai nama daerah yang berbeda-beda diantaranya : Sirih popar
(Ambon), Bei, Loloyan (Minahasa); Ki ciyat (Sunda); Awar awar (Jawa); Bar-abar
(Madura); Awar awar (Belitung); Tobotobo (Makasar); Dausalo (Bugis); Bobulutu
(Halmahera Utara); Tagalolo (Ternate). Sedangkan nama asing untuk tanaman
Awar-Awar antara lain : Papua Nugini : Omia (Kurereda), Manibwohebwahe
(Wagawaga, Milne Bay), Bahuerueru (Vanapa); Filipina: Hauili (Filipino), Kauili
(Tagalog), Sio (Bikol). Nama simplisia adalah Fici septicae folium; daun
Awar-awar
Deskripsi tanaman
Pohon
atau semak tinggi, tegak 1-5 meter. Batang pokok bengkok bengkok, lunak,
ranting bulat silindris, berongga, gundul, bergetah bening. Daun penumpu
tunggal, besar, sangat runcing, daun tunggal, bertangkai, duduk daun berseling
atau berhadapan, bertangkai 2,53 cm.
Khasiat
Daun
digunakan untuk obat penyakit kulit, radang usus buntu, mengatasi bisul,
gigitan ular berbisa dan sesak napas. Akar digunakan untuk penawar racun (ikan)
dan penanggulangan asma. Perasan air dari tumbukan akar awar awar dan Adas
Pulowaras dapat digunakan untuk mengobati keracunan ikan, gadung (Dioscorea
hispida dennst) dan kepiting. Jika ditumbuk dengan segenggam akar alang-alang
dan airnya diperas merupakan obat muntah yang sangat manjur (Anonim, 2005).
Untuk obat bisul dipakai ± 5 gram daun segar Ficus septica, ditumbuk sampai
lumat, kemudian ditempelkan pada bisul. Disamping itu daun dapat menyebabkan
muntah. Getah dimanfaatkan untuk mengatasi bengkak-bengkak dan kepala pusing.
Buah untuk pencahar.
Kandungan kimia
Daun
Ficus septica mengandung senyawa flavonoid genistin dan kaempferitrin, kumarin,
senyawa fenolik, pirimidin dan alkaloid antofin, 10S,13aR-antofin N-oxide,
dehidrotylophorin, ficuseptin A, tylophorin, 2-Demetoksitylophorin,
14?-Hidroksiisotylopcrebin N-oxide, saponin triterpenoid, sterol. Akar
mengandung sterol dan polifenol. Alkaloid yang terkandung pada batang antara
lain adalah fenantroindolisidin (ficuseptin B, ficuseptin C, ficuseptin D,
10R,13aR-tylophorin N-oxide, 10R,13aR-tylocrebrin N-oxide, 10S,13aR-tylocrebrin
N-oxide, 10S,13aR-isotylocrebrin N-oxide, dan 10S,13aS-isotylocrebrin N-oxide .
Daun dan akar mengandung stigmasterol dan ?-sitosterol . Daun dan batang
mengandung alkaloid isotylocrebin dan tylocrebin.
Penelitian tentang Ficus septica
Alkaloid
fenantroindolisidin dalam daun Ficus septica memiliki efek sitotoksik terhadap
sel kanker. Aktivitas sitotoksik komponen fenantroindolisidin menunjukkan nilai
poten yang tinggi pada cell lines carcinoma KB-VI (multidrugs resistance cell)
dan KB-3-1(sensitive cell). Salah satu komponen fenantroindolisidin berupa
6-O-desmethylantofine dari Tylophora tanakae mempunyai IC50 7 ± 3 nM untuk sel
KB-3-1dan IC50 10 ± 4 nM untuk sel KB-VI (Staerk et al., 2002). Batang Ficus
septica yang terbukti mengandung alkaloid fenantroindolisin mempunyai aktivitas
sitotoksik terhadap sel kanker nasofaring HONE-1 dan sel kanker lambung NUGC
(Damu,et al., 2005). Yang et al. (2005) melaporkan bahwa alkaloid daun Ficus
septica yaitu tilophorin dan ficuseptin dapat menghambat enzim siklooksigenase
(COX)-2.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.