http://www.obatherbalalami.com/2011/03/bagaimana-bawang-putih-melawan-kanker.html
Dalam masyarakat modern bawang putih (Allium sativum)
dipercaya dapat mencegah serangan jantung, penggumpalan darah, menurunkan kadar
kolesterol, tekanan darah, kadar gula darah, mengurangi tukak lambung, penawar
racun, pembunuh bakteri/jamur/parasit, pengikat radikal bebas, dan banyak lagi
yang lain. Benarkah bumbu masakan sehari-hari ini dapat menyembuhkan kanker
juga?
Berbagai studi memang menunjukkan kemampuan bawang putih
dalam mencegah dan mengobati
kanker, terutama yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya, seperti
kanker prostat, perut, kolorektal (usus dan dubur), payudara, liver, kulit, dan
paru-paru.
Zat-zat aktif dalam bawang putih antara lain vitamin A, B, C,
kalsium, potasium, besi, karoten, dan selenium. Yang paling dominan dalam
memerangi kanker adalah komponen allyl sulfur seperti diallyl sulfide, diallyl
disulfide, diallyl trisulfide, S-allyl cysteine, S-allylmercaptocysteine,
allicin, dan ajoene. Zat-zat tersebut mencegah pembentukan dan pengaktifan
nitrosamin di dalam tubuh, juga memblokir aflatoxin, azoxymethane,
benzo(a)pyrene, dan lain-lain, yang kesemuanya merupakan zat karsinogen (pemicu
kanker).
Pada tahap berikutnya komponen-komponen tersebut dapat mencegah
mutasi gen, menghambat proliferasi (pertumbuhan/pembelahan) sel-sel kanker,
memperbaiki struktur DNA yang rusak, bahkan merangsang sel kanker untuk bunuh
diri (apoptosis).
Di sisi lain bawang putih juga berperan sebagai antioksidan,
mengeluarkan racun dari dalam tubuh, dan membunuh kuman Helicobacter pylori
yang dapat memicu berbagai macam kanker perut.
Cara Mengkonsumsi
Sudah tentu kerja zat-zat aktif bawang putih itu tergantung pada
banyak hal, misalnya tanah di mana bawang putih itu tumbuh (berpengaruh pada
kadar zat-zat aktif bawang putih), komposisi zat makanan lain yang dikonsumsi
bersamaan dengannya, juga cara mempersiapkan dan mengkonsumsi bawang putih itu
sendiri. Kombinasi dengan selenium, asam lemak tertentu (misal asam linoleat),
dan vitamin A, dapat meningkatkan kemampuan bawang putih untuk menghambat
proliferasi dan meningkatkan apoptosis.
Tetapi perlu disadari bahwa proses pengolahan bawang putih dapat
mematikan daya kerja zat-zat antikanker itu. Satu menit saja diproses dalam
microwave, hilanglah khasiat bawang putih sebagai antikanker. Begitu juga kalau
dipanaskan dalam proses pemasakan lain. Jadi bagaimana? Haruskah bawang putih
itu ditelan mentah-mentah?
Ternyata sederhana saja. Hancurkan bawang putih (digeprak, diiris
tipis, atau diuleg) kemudian biarkan selama 15 menit sebelum dimasak (digunakan
sebagai bumbu masak). Dalam waktu 15 menit itu terjadi reaksi kimia yang
mengaktifkan zat-zat antikanker golongan allyl sulfur di atas, yang tidak rusak
walau dimasak. Tetapi kalau setelah dihancurkan langsung dimasak, reaksi kimia
itu tidak terjadi, otomatis khasiat antikankernya hilang.
Kalau mau, bawang putih juga boleh dikonsumsi mentah. Tapi tetap
saja harus dihancurkan dulu dan dibiarkan selama 15 menit. Lalu bagaimana kalau
bawang akan disajikan utuh, misalnya dalam acar? Cukup kupas kemudian potong
sedikit ujung-ujungnya. Lumayan, masih memiliki khasiat antikanker walau tidak
sebagus kalau dihancurkan.
Potensi Bahaya
Potensi Bahaya
Mudah sekali bukan, menggunakan bawang putih untuk pencegahan dan
pengobatan kanker? Harganya murah dan mudah didapat pula. Tetapi waspadalah,
bukan berarti bawang putih boleh dikonsumsi sembarangan. Jangan mengira bahwa
semakin banyak mengkonsumsi bawang putih semakin baik hasilnya.
Dosis yang disarankan untuk konsumsi bawang putih adalah 4-5 gram
bawang putih segar/hari (kira-kira 1-2 siung). Kalau terlalu banyak, selain
menimbulkan bau tidak sedap pada nafas dan kulit, kadang menimbulkan alergi,
gangguan pencernaan (muntah, diare, iritasi, produksi gas berlebihan), asma
bronkial, dermatitis, mengurangi kadar protein dan kalsium dalam darah, juga
mengurangi produksi sperma.
Terlalu banyak bawang putih meningkatkan resiko perdarahan karena kemampuannya dalam mencegah pembekuan darah. Karena itu
pada penderita yang hendak atau baru saja menjalani pembedahan, konsumsi bawang
putih sebaiknya dibatasi.
Bawang putih juga meningkatkan kerja enzim-enzim dalam hati untuk
membuang racun dari dalam tubuh. Pada orang sehat kemampuan ini sangat
bermanfaat, tetapi hati-hatilah, dia juga bisa membuang obat-obat yang Anda
telan dan obat-obat kemoterapi . Pengobatan Anda menjadi sia-sia, bukan? Karena
itu, kalau Anda ingin menambah konsumsi bawang putih atau menggunakan produk
suplemennya, konsultasilah dulu dengan dokter.
Sumber: rumahkanker.com
Read more: http://www.obatherbalalami.com/2011/03/bagaimana-bawang-putih-melawan-kanker.html#ixzz1xmDSNUFe
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.