Sabun
sintetik sebabkan kanser
http://www.prn.usm.my/bulletin_articles_racun.php?Id=22
Kesan Pencuci Sintetik Pada Manusia
|
|||
Oleh: Wan Zainal Azman Wan Abdullah
|
|||
Sumber: Utusan Malaysia, Sabtu, 19 Ogos,1995
|
|||
|
|||
http://soapmakersdiary.wordpress.com/2007/10/31/definisi-saponifikasi-dan-sejarah-singkat-pembuatan-sabun/
Pengertian Saponifikasi (saponification)
adalah reaksi yang terjadi ketika minyak / lemak dicampur dengan larutan
alkali. Ada dua produk yang dihasilkan dalam proses ini, yaitu Sabun dan
Gliserin.
Istilah saponifikasi dalam literatur
berarti “soap making”. Akar kata “sapo” dalam bahasa Latin yang artinya soap /
sabun. Dalam sejarah pembuatan sabun, masing — masing negara memiliki sejarah
sendiri – sendiri serta teknik pembuatannya. Namun dari sekian banyak versi
penemuan, saya akan mengambil satu contoh penemuan sabun yang ditemukan oleh
bangsa Romawi Kuno. Nama Sapo/soap/sabun menurut legenda Romawi kuno (2800 SM)
berasal dari Gunung Sapo, di mana binatang dikorbankan untuk acara keagamaan.
Lemak yang berasal dari binatang tersebut (kambing) dicampur dengan abu kayu
untuk menghasilkan sabun atau sapo, pada masa itu. Ketika hujan, sisa lemak dan
abu kayu tersebut mengalir ke Sungai Tiber yang berada di bawah Gunung Sapo.
Ketika orang – orang mencuci pakaian di sungai Tiber mereka mendapati air
tersebut berbusa dan pakaian mereka lebih bersih. Sejak saat itulah asal usul
sabun dimulai. Referensi berasal dari sini
Masih dari sumber di atas, cara pembuatan sabun memakai abu kayu dapat
dijelaskan sebagai berikut : Orang Romawi memanaskan batu kapur untuk
menghasilkan kapur. Kapur yang dibasahkan ditaburkan ke atas abu kayu yang
masih panas kemudian diaduk sampai rata. Selanjutnya, dengan sebuah sekop,
orang menyedok bubur kelabu yang dihasilkan kedalam sebuah bejana berisi air
panas dan mendidihkannya dengan tambahan beberapa potong lemak domba selama
beberapa jam. Ketika lapisan buih berwarna cokelat kotor yang tebal terbentuk
di permukaannya, dan menjadi keras setelah dingin, mereka memotong-motong
lapisan keras tadi, dan potongan tersebut dinamakan sabun.
1.
Pembuatan sabun pada
masa Romawi kuno memang masih sangat sederhana dan belum mengenal yang namanya
larutan alkali. Pada masa itu abu kayu dicampur dengan batu kapur yang memang
mengandung alkali untuk dipanaskan dan dicampur dengan lemak domba, sehingga
menghasilkan “sabun” pada masa itu.
Namun pada tahun 1791 Kimiawan
Perancis yaitu Nicholas Leblanc telah menemukan larutan alkali yang dapat
dibuat dari garam meja biasa. Semenjak itu proses pembuatan sabun mengalami kemajuan.
Mudah – mudahan penjelasan ini bisa dimengerti.
Dear Agung,
Mengenai bahan –
bahan pembuatan sabun, saya sudah membahasnya di
sini, sedangkan untuk mengganti jenis minyak (dari resep yang sudah ada)
kita harus tahu nilai saponifikasi sabun (SAP Value). SAP value ini gunanya
untuk mengetahui berapa jumlah NaOH / alkali yang diperlukan. Masing – masing
minyak mempunyai SAP value sendiri – sendiri. Jika kita mengganti minyak
tertentu tanpa mengetahui nilai saponifikasi maka sabun yang dihasilkan bisa
terlalu berat kadar alkalinya atau sebaliknya.
Contohnya; minyak zaitun mempunyai SAP value 135.3, minyak kelapa
mempunyai SAP value 191.1. Minyak yang mempunyai SAP value yang mendekati
minyak zaitun adalah minyak kedelai (SAP value 135.9). Tetapi kualitas minyak
kedelai masih jauh di bawah minyak zaitun, minyak zaitun adalah minyak terbaik
dalam pembuatan sabun natural. Untuk NaOH, bisa berupa cair (kadar 30%) maupun
flake (yang penting kadarnya harus di atas 98%). Mudah – mudahan jawaban saya
bisa membantu, selamat belajar dan sukses juga buat Anda, terima kasih.
Hello Dy…
Dalam pembuatan sabun (natural) biasanya saya memakai setidaknya 3 (tiga)
jenis minyak, antara lain minyak zaitun, minyak kelapa dan minyak sawit. Minyak
zaitun mempunyai fungsi sebagai pelembab dan melembutkan kulit, serta
mengandung banyak vitamin yang bagus untuk kulit, minyak kelapa berfungsi
sebagai penghasil busa, sementara minyak sawit untuk mengeraskan sabun.
Demikian Dy, jawaban saya.
1.
Dalam pembuatan sabun
yang memakai sistem cold process method adalah temperatur yang dianjurkan dalam
pencampuran antara larutan alkali dan minyak adalah sekitar 45-50 derajat
celcius. Atau mungkin yang dimaksud Rie2 adalah proses pembuatan sabun dengan
memakai sistem hot process method?
Ok, saya tunggu jawabannya ya
mba’ henie zr mo
tanya’nh…
1. apakah sulfur atau belerang tu dapat mengurangi bau wangi dari parfume yang ditambahkan pada saat pembuatan sabun..???
2. saya ada tugas tentang saponifikasi.., ketika saya membuat sabun dapat tercetak sempurna, tapi ketika saya tambahkan parfume, maka sabun yang saya buat menjadi terurai kembali, artinya sabun tersebut tidak dapat saya cetak sesuai bentuk yang saya inginkan…itu disebabkan oleh apa ya mba’…???
mohon penjelasaannya….Thank’s
1. apakah sulfur atau belerang tu dapat mengurangi bau wangi dari parfume yang ditambahkan pada saat pembuatan sabun..???
2. saya ada tugas tentang saponifikasi.., ketika saya membuat sabun dapat tercetak sempurna, tapi ketika saya tambahkan parfume, maka sabun yang saya buat menjadi terurai kembali, artinya sabun tersebut tidak dapat saya cetak sesuai bentuk yang saya inginkan…itu disebabkan oleh apa ya mba’…???
mohon penjelasaannya….Thank’s
o
Karena saya belum pernah
membuat sabun dengan memakai sulfur, saya tidak bisa menjawab dengan baik.
Tetapi karena aroma sulfur agak menyengat, kemungkinan untuk berubah rasa, bisa
saja terjadi.
Sabun yang sudah
tercetak artinya sabunnya sudah padat??, penambahan parfumnya pada saat sabun
mengental atau sebaliknya (saya agak bingung dengan pertanyaanmu, tercetak
dengan sempurna, artinya sabunnya sudah padat). Bisa dijelaskan lagi pada saat
apa penambahan parfum tersebut???….saya tunggu ya, terima kasih.
hai mba henie, ditempat kerja saya salah satu kegiatannya adalah Biodisel
dari coconut oil,hasil dari pembuatan boidisel ini adalah glycerin,saya sudah
mencoba byak kali untuk membuat sabun.hasilnya sudah saya coba,dan lumayan
bagus.untuk sementara saya formula yang saya gunakan untuk sabun tersebut cuma
glycerin dan air.saya nambah apa lagi mba biar busa sabun lebih banyak?hasilnya
lebih bagus
1.
Pak Rudy Weru,
wah.. saya malah
belum pernah mencoba membuat sabun dengan gliserin langsung. Kalau PaK Rudy
tidak keberatan boleh share ke saya tentang proses pembuatannya.
Menurut beberapa
info yang saya dapat selama belajar membuat sabun, minyak kelapa dan minyak
kastor merupakan penghasil busa alami dalam pembuatan sabun alami.
Demikian pak Rudy, terima kasih.
1.
Yth. Mbak Henie,
saya sadewa, tertarik untuk mengadakan penelitian pembuatan sabun mandi. Sejalan dengan trial-error, saya sudah buat sabun dengan memperhatikan komposisinya. Tapi dalam hal pH, saya bingung nich, pH minimal yang sudah saya bisa buat hanya 10,5 ~ 11,1. Padahal saya sudah buat sampai discount NaOHnya s/d 10% lemaknya, dan parahnya lagi begitu saya coba, kulit tangan saya jadi agak mak clekit gitu. Mohon dengan sangat pencerahannya untuk menurunkan pH sabun mandi.
saya sadewa, tertarik untuk mengadakan penelitian pembuatan sabun mandi. Sejalan dengan trial-error, saya sudah buat sabun dengan memperhatikan komposisinya. Tapi dalam hal pH, saya bingung nich, pH minimal yang sudah saya bisa buat hanya 10,5 ~ 11,1. Padahal saya sudah buat sampai discount NaOHnya s/d 10% lemaknya, dan parahnya lagi begitu saya coba, kulit tangan saya jadi agak mak clekit gitu. Mohon dengan sangat pencerahannya untuk menurunkan pH sabun mandi.
( catatan : saya sudah pakai asam
sitrat tapi sabun menjadi tdk bisa padat, pH sabun bisa mencapai 9,4 )
Sebelum dan setelahnya, saya
haturkan banyak terima kasih
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.