Khamis, 26 Januari 2012

Keladi Tikus



Beberapa tahun yang lalu beredar kabar heboh di dunia maya alias internet. Diberitakan seorang pasien penderita kanker payudara stadium lanjut dapat melewati kemoterapi tanpa efek yang menyiksanya dan kini dinyatakan sembuh setelah mengonsumsi KELADI TIKUS (Typhonium flagelliforme)
KELADI TIKUS sebelumnya memang belum setenar herba lainnya seperi sambiloto, temu putih, temu lawak, dan mengkudu. Nama keladi tikus diambil dari nama asing Rodent Tuber yang lebih dulu terkenal di Malaysia. Untuk menemukan tanaman ini ternyata tidak sulit. Tanaman ini sejenis talas namun tingginya hanya 25 cm hingga 30 cm, termasuk tumbuhan semak menyukai tempat yang lembab dan tidak terkena matahari langsung. Tanaman berbatang basah ini banyak tumbuh di tempat terbuka pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Daun tunggalnya muncul dari umbi. Bentuk daunnya bulat dengan ujung meruncing berbentuk jantung. Warnanya hijau segar.
Umbi keladi tikus ini berbentuk bulat rata sebesar buah pala. Bagian dalam maupun luar umbi berwarna putih. Untuk perkembangbiakannya, bisa menggunakan umbinya atau anakan yang tumbuh dari umbi tersebut. Pada musim kemarau, batangnya menghilang. Sedangkan pada musim hujan, tumbuhan ini muncul lagi di atas permukaan tanah dari umbi yang terpendam di dalam tanah.
Mahkota bunganya berbentuk panjang kecil berwarna putih mirip dengan ekor tikus, dari sinilah nama keladi tikus di berikan. Namun ada beberapa jenis yang mempunyai kelopak bunga berwarna merah. Untuk jenis yang ini biasanya dikembangkan untuk tanaman hias hasil silangan.
Hingga saat ini belum banyak peneliti yang mengungkap khasiat keladi tikus terutama untuk penyakit kanker. Prof Dr Chris K.H. Teo, Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari Universiti Sains Malaysia meneliti tanaman ini, hasilnya ekstrak dari akar keladi tikus efektif untuk kanker prostat. Selain itu Lam Siew Hong peneliti dari USM menyebutkan bahwa terjadi peningkatkan aktivitas antibakteri dalam darah ikan lele.
Keladi tikus mengandung antineoplastik atau antikanker selain juga bisa berkhasiat sebagai antivirus. Efek farmakologi inilah yang menjadi obat utama untuk mengatasi kanker stadium lanjut. Bagian yang digunakan untuk pengobatan adalah keseluruhan dari tanaman tersebut. Mulai dari akar (umbi), batang, daun hingga bunga. Tentu saja, efek tersebut akan bertambah baik bila diberikan bersama-sama dengan tanaman lainnya, seperti sambiloto, rumput mutiara, temu putih, dll.
Ekstrak Typhonium flageffiforme dan bahan alami lainnya membantu detoxifikasi jaringan darah. Ramuan ini mengandung ribosome inacting protein (RIP, antioksidan dan antikurkumin. RIP berfungsi menonaktifkan perkembangan sel kanker, merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan sekitarnya dan memblokir pertumbuhan sel kanker. Zat antioksidan berfungsi mencegah terjadinya kerusakan gen. Sementara zat antikurkumin berfungsi sebagai antiinflamasi/antiperadangan. Kombinasi bahan alami ini mengaktivasi dengan memproduksi mediator yang menstimulasi untuk menguatkan sel dari sistem kekebalan tubuh untuk bersamasama memberantas sel kanker.
KELADI TIKUS sendiri merupakan tanaman herbal yang sudah lama dikenal orang memiliki khasiat sebagai agen detoksifikasi yaitu membersihkan racun dalam tubuh, melancarkan berkemih, membersihkan sistem pencernaan, meningkatkan nafsu makan serta mengembalikan vitalitas tubuh yang hilang.
Bagi pasien yang sedang menjalani kemoterapi-radioterapi, KELADI TIKUS dipercaya dapat mengurangi efek samping menyakitkan, seperti : kerontokan rambut, mual, letih lesu, dan tidak nafsu makan
Sumber : forumherbal.com


Tanaman keladi tikus (Typhonium flagelliforme) adalah tanaman sejenis talas setinggi 25 cm hingga 30 cm, termasuk tumbuhan semak, menyukai tempat yang lembab yang tidak terkena matahari langsung. Tanaman berbatang basah ini biasanya tumbuh di tempat terbuka pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Bentuk daunnya bulat dengan ujung runcing berbentuk jantung. Warnanya hijau segar. Umbinya berbentuk bulat rata sebesar buah pala.
Tanaman ini pertama kali di diriset sebagai tanaman obat oleh ahli dari Malayia, Prof Dr.Chris K.H.Teo,Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD yang juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia. Sejak tahun 1995 Prof. Chris Teo meneliti tanaman ini, hasilnya menunjukan Ekstrak Typhonium Flageffiforme dan campuran bahan alami lainnya membantu detoxifikasi jaringan darah. Ramuan ini akan semakin baik bila diberikan bersama-sama dengan bahan herba lain, seperti sambiloto, temu putih dan rumput mutiara. Ramuan ini mengandung ribosome inacting protein (RIP), zat antioksidan dan zat antikurkumin. Kombinasi ketiga zat dalam campuran ramuan tersebut memproduksi mediator yang menstimulasi penguatan sel dalam sistem kekebalan tubuh untuk memberantas sel kanker.
Beberapa tahun kemudian, khasiat Keladi Tikus menjadi perbincangan hangat di kalangan ahli pengobatan alami maupun kimia. Apalagi mulai ditemukannya pasien yang sembuh dari penyakit kanker karena mengkonsumsi tanaman ini. Seperti yang diceritakan oleh Drs. Pattopai, pensiunan Departemen Pertanian yang juga menjadi orang pertama yang menemukan tanaman ini di Indonesia.
Pria ini memiliki istri yang menederita kanker payudara stadium III dan menjalani kemoterapi. Rasa tersiksa usai menjalani kemoterapi kerap dialaminya, kemudian Pattopai mencari obat alternatif sampai ke Malaysia. Di Malaysia tanpa sengaja ia menemukan sebuah buku yang membahas tentang khasiat tanaman keladi tikus karya Prof. Chris Teo. Setelah kembali ke Indonesia ia segera mencari tanaman tersebut yang akhirnya ia dapat di Pekalongan, Jawa Tengah.
Setetelah itu ia meracik tanaman tersebut sesuai yang dianjurkan dalm buku tersebut dan anjuran langsung Prof. Chris Teo. Setelah mengkonsumsi ramuan tersbut perlahan istri Pattopai mulai mengalami penurunan efek samping kemoterapi. Rambutnya tidak lagi rontok dan nafsu makannya kembali. Setelah tiga bulan pengobatan, Pattopai memeriksakan istrinya ke dokter dan hasilnya negatif kanker.
Orang banyak mengenal keladi sebagai umbi talas yang bisa menjadi salah satu bahan untuk makanan. Jenisnya pun berbeda-beda. Di Papua, talas menjadi bahan makanan pokok. Namun, keladi tikus berbeda lagi dari yang biasa. Keladi tikus lebih banyak dijadikan bahan untuk obat tradisional. Keladi tikus (typhonium flagiliforme) mulai banyak dan semakin dikenal sebagai bahan untuk obat pembasmi kanker payudara. Di sebut keladi tikus karena ukurannya kecil daripada keladi biasa. Terna menahun ini berukuran tinggi 10 sampai 45 centimeter. Bagian yang lebih mirip binatang tikus adalah mahkota bunganya yang berwarna putih, berbentuk panjang kecil, mirip ekor tikus.
Tanaman berbatang basah ini banyak tumbuh di tempat terbuka pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Daun tunggalnya muncul dari umbi. Bentuk daunnya bulat denga n ujung meruncing berbentuk jantung. Warnanya hijau segar. Umbi keladi tikus ini berbentuk bulat rata sebesar buah pala. Bagian dalam maupun luar umbi berwarna putih. Untuk perkembangbiakannya, bisa menggunakan umbinya atau anakan yang tumbuh dari umbi tersebut. Pada musim kemarau, batangnya menghilang. Sedangkan pada musim hujan, umbuhan ini muncul lagi di atas permukaan tanah dari umbi yang terpendam di dalam tanah.
Menurut Potopoy Pasau yang banyak menggunakan keladi tikus sebagai obat tradisional, tanaman ini tak berdaun di musim panas seperti sekarang ini. Karena itu, ia merasa kesulitan menemukannya. Ia mengaku, untuk obat tradisional, ia tak mengembangbiakan sendiri, melainkan mencari di tempat-tempat tumbuhnya keladi tikus ini. ”Keladi tikus lebih banyak digunakan untuk pengobatan kanker, khususnya kanker payudara.
Bagian yang digunakan adalah seluruh tanamannya, baik daun, hingga ke umbinya. Semuanya digerus dan ditambah air sedikit. Air sari ngannya itu yang diminum rutin,” ujar Patopoy. Tanaman ini terasa hangat, asam, dan beracun. Keladi tikus berkhasiat sebagai antiradang, antipembengkakan, dan dapat membekukan darah atau mengurangi pendarahan.
Karena mengandung racun, keladi tikus bisa menimbulkan gatal pada tenggorokan, mulut, dan kulit. Untuk mengatasi racun tersebut, perlu perlakuan khusus seperti mencucinya dalam air mengalir. Selain itu, bisa juga ditambahkan madu untuk menghilangkan gatal di mulut. Keladi yang punya nama laoshu yu (Tionghoa) itu ternyata sudah banyak digunakan dan dibuat dalam obat paten. Obat itu dibentuk dalam tablet. Hanya saja, untuk penyakit yang parah, konsultasi ke dokter tetap dianjurkan. Untuk pemakaian luar, seluruh tanaman keladi tikus dicampur beberapa bahan lain, dihaluskan dan ditempelkan pada bagian yang sakit. Sedangkan, untuk pemakaian dalam, sebanyak 50 gram keladi tikus dam bahan lainnya dihaluskan, ditambah air matang, disaring dan diminum.
Beberapa penyakit bisa diatasi dengan pengobatan luar dengan keladi tikus. Contohnya saja, pertolongan pertama untuk gigitan lipan atau ular, radang kulit (pyoderma), bisul (furunculus), tumor yang berasal dari pembuluh darah (hemangioma), luka, borok, koreng, dan patek (frambusia). Penyakit yang bisa diatasi lewat pemakaian dalam antara lain kanker payudara. Untuk penyakit ini, digunakan seluruh bagian tanaman keladi tikus, dihaluskan dan ditambah 40 cc air matang, lalu disaring. Bisa ditambahkan madu ke dalamnya. Diamkan selama 30 menit sebelum makan. Larutan itu diminum rutin tiga kali sehari. Hanya saja, bagi penderita gangguan lambung, larutan ini diminum setelah makan

Posted 04 August 2009 - 09:00 PM                   putera.comkeladi-tikus

Tanaman keladi tikus (Typhonium flagelliforme) adalah tanaman sejenis pokok setinggi 25 cm hingga 30 cm, termasuk dalam kategori tumbuhan semak, habitatnya yang menyukai tempat yang lembab yang tidak terkena cahaya matahari. Tanaman berbatang basah ini biasanya tumbuh di tempat terbuka pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Bentuk daunnya bulat dan hujungnya yang runcing berbentuk jantung. Ianya berwarna hijau segar dan akarnya(umbi) berbentuk bulat rata sebesar buah pala.

Tanaman ini pertama kalinya di diselidik secara saintifik dan disahkan sebagai tanaman herba oleh penyelidik dari Malayia, Prof Dr.Chris K.H.Teo,Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD yang juga penaung Cancer Care Penang, Malaysia. Sejak tahun 1995 Prof. Chris Teo membuat kajian tentang tanaman ini, hasilnya menunjukan Ekstrak Typhonium Flageffiforme dan campuran bahan tambahan detoxifikasi jaringan darah. Keladi tikus ini akan lebih berkesan apabila ianya dicampurkan dengan beberapa jenis herba ini, seperti sambiloto, temu putih dan rumput mutiara. Ramuan ini mengandungi ribosome inacting protein (RIP), zat antioksidan dan zat antikurkumin. Kombinasi ketiga zat dalam campuran ramuan tersebut menghasilkan mediator yang menstimulasikan penguat sel dalam sistem kekebalan tubuh untuk membunuh sel kanker. Beberapa tahun kemudian, khasiat Keladi Tikus menjadi perbincangan hangat di kalangan ahli-ahli perubatan.

Seorang isteri kepada doktor dari Indonesia telah menghidapi penyakit kanser payudara, doktor tersebut dikenali sebagai Dr Pattopai. Isteri beliau hanya bergantung pada kaedah kemoetrapi sahaja untuk menyembuhkan penyakit itu. Beliau merasakan isterinya begitu terseksa dan rawatan itu akan memberikan pelbagai kesan sampingan. Setelah itu, beliau mencari alternatif lain untuk menyembuh penyakit isterinya. Tanpa tidak disengajakan, beliau terbaca sebuah buku yang membahaskan tentang khasiat tanaman keladi tikus karya Prof. Chris Teo. Setelah kembali ke Indonesia beliau segera mencari tanaman tersebut yang akhirnya terdapat di Pekalongan, Jawa Tengah.

Setetelah itu beliau mencampurkan keladi tikus tersebut bersama herba-herba tambahan seperti yang dinyatakan buku Prof. Chris Teo. Setelah itu, sel kanser tersebut dapat dimusnahkan secara perlahan-perlahan dan memberikan kesan positif terhadap isterinya dari segi kondisinya. Selama tiga bulan pengamalan, Pattopai membuat pemeriksaan doktor dan hasilnya sel kanser tersebut semakin negatif.

Info :http://bebaskanser.blogspot.com/
MainWebsite:www.penawarkanser.com



keladi tikus (Typhonium flagelliforme)

Prof Dr.Chris K.H.Teo,Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD yang juga penaung Cancer Care Penang, membuat kajian tentang tanaman ini.

Keladi tikus apabila dicampurkan dengan herba seperti sambiloto, temu putih dan rumput mutiara. Ramuan ini mengandungi ribosome inacting protein (RIP), zat antioksidan dan zat antikurkumin.

Kombinasi ketiga zat dalam campuran ramuan tersebut menghasilkan mediator yang menstimulasikan penguat sel dalam sistem kekebalan tubuh untuk membunuh sel cancer.

Isteri kepada Dr Pattopai dari Indonesia yang menghidapi penyakit kanser payudara, yang hanya bergantung pada kaedah kemoterapi telah mencari alternatif lain untuk menyembuh penyakit isterinya.

Beliau terbaca buku yang membahaskan tentang khasiat tanaman keladi tikus karya Prof. Chris Teo.

Selama tiga bulan rawatan menggunakan keladi tikus bersama herba-herba tambahan seperti yang dinyatakan buku Prof. Chris Teo.

Sel kanser dapat dimusnahkan secara perlahan-perlahan dan memberikan kesan positif terhadap isterinya. Dr. Pattopai membuat pemeriksaan doktor dan hasilnya sel kanser tersebut semakin negatif.

Beberapa tahun yang lalu beredar kabar heboh di dunia maya. Diberitakan seorang pasien penderita kanker payudara stadium lanjut dapat melewati kemoterapi tanpa efek yang menyiksanya dan dinyatakan sembuh setelah mengkonsumsi keladi tikus (typhonium flagelliforme) Keladi tikus sebelumnya memang belum setenar herba lainnya seperi sambiloto, temu putih, temu lawak, dan mengkudu. Nama keladi tikus diambil dari nama asing Rodent Tuber (laoshu yu) yang lebih dulu terkenal di Malaysia.
Tanaman semak sejenis talas ini tingginya hanya 25 cm -30 cm. Ia menyukai tempat lembab & tidak terkena matahari langsung pada ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Daun tunggalnya berbentuk bulat dengan ujung meruncing seperti jantung, muncul dari umbi dan berwarna hijau segar. Mahkota bunganya berbentuk panjang kecil berwarna putih mirip dengan ekor tikus, dari sinilah nama keladi-tikus diberikan.

Hingga saat ini belum banyak peneliti yang mengungkap khasiat keladi-tikus terutama untuk penyakit kanker. Prof Dr Chris K.H. Teo, Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari Universiti Sains Malaysia meneliti tanaman ini, hasilnya ekstrak dari akar keladi-tikus efektif untuk kanker prostat. Selain itu Lam Siew Hong peneliti dari USM menyebutkan bahwa terjadi peningkatkan aktivitas antibakteri dalam darah ikan lele.
Keladi tikus mengandung antineoplastik atau antikanker selain juga bisa berkhasiat sebagai antivirus. Efek farmakologi inilah yang menjadi obat utama untuk mengatasi kanker stadium lanjut. Bagian yang digunakan untuk pengobatan adalah keseluruhan dari tanaman tersebut. Mulai dari akar (umbi), batang, daun hingga bunga. Tentu saja, efek tersebut akan bertambah baik bila diberikan bersama-sama dengan tanaman lainnya, seperti sambiloto, rumput mutiara dan temu putih. Ekstrak typhonium flageffiforme clan bahan alami lainnya membantu detoxifikasi jaringan darah. Ramuan ini mengandung ribosome inacting protein (RIP), zat antioksidan dan zat antikurkumin. RIP berfungsi menonaktifkan perkembangan sel kanker, merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan sekitarnya dan memblokir pertumbuhan sel kanker. Zat antioksidan berfungsi mencegah terjadinya kerusakan gen. Sementara zat antikurkumin berfungsi sebagai antiinflamasi/antiperadangan. Kombinasi bahan alami ini mengaktivasi dengan memproduksi mediator yang menstimulasi untuk menguatkan sel dari sistem kekebalan tubuh untuk bersamasama memberantas sel kanker. Di Cina tanaman ini di teliti oleh Zhong Z, Zhou G, Chen X, dan Huang P dari Guangxi Institute of Traditional Medical and Pharmaceutical Sciences, Nanning. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui efek farmakologis dari typhonium flagelliforme. Diketahui bahwa ekstrak air dan alkohol dari typhonium flagelliforme mempunyai efek mencegah batuk, menghilangkan dahak, antiasmatik, analgesik, antiinflamasi, dan bersifat sedatif. Pada konsentrasi 720 g/kg ekstrak air, 900 g/kg ekstrak alkohol dan 3240 g/kg ekstrak ester tanaman ini dapat meracuni tubuh. MenurutAngela Riwu Kaho PhD, Ahli Kimia Natural peniliti zat anti tumor dari Ohio State University, ekstrak typhonium flagelliforme memang mengandung zat anti kanker namun konsentrasinya lemah. Mengenai hasil penelitiannya pernah di publikasikan dalam jurnal Phytotheraphy Research pada bulan Mei 2001. Namun demikian ia juga tidak memungkiri ada pasien yang sembuh dengan mengonsumsi ramuan ini.

Manfaat Keladi Tikus
Menurut data Cancer Care Malaysia,berbagai penyakit telah disembuhkan antara lain:
1. Berbagai kanker seperti payudara, paru-paru,usus besar-rectum, liver, prostat, ginjal,leher rahim, tenggorokan, tulang, otak, limpa, leukimia, empedu, pankreas dan hepatitis (Media Indonesia)
2. Penyakit-penyakit berat lainnya seperti: Diabetes Melitus, demam berdarah, radang otak, radang tenggorokan,ambeien akut, sakit gigi, keputihan, kista, sinus (gangguan hidung), hernia, biduran dan semua penyakit yang disebabkan virus dan bakteri.
3. Mengurangi secara luar biasa efek samping kemoterapi (seperti: rambut rontok, kulit kusam, mual-mual)
4. Menghentikan perdarahan baik diluar maupun didalam tubuh
5. Untuk anak-anak bisa mengobati berbagai radang dan sakit gigi.
6. Dapat mendeteksi terdapatnya sel-sel ganas (kanker) dalam tubuh pada stadium awal (gejala-gejala).
Pantangan
1. Yang perlu diperhatikan oleh pasien kanker dalam menjalankan pengobatan dengan Keladi Tikus yaitu tidak mengkonsumsi: “Rokok, Alkohol, Tape, Nanas, Nangka, Durian, Makanan pedas, Bakso, gorengan, Minuman bersoda, Es, Kecambah, Sawi Hijau, dan makananm yang mengandung Vetsin / MSG” karena hal tersebut dapat menetralisir efek dari obat Keladi Tikus
2. Wanita hamil tidak boleh mengkonsumsi Keladi Tikus.
3. Pada orang yang sensitif, Keladi Tikus dapat menimbulkan rasa mual, bila itu terjadi penambahan gula atau madu bisa menetralisir rasa tersebut, hanya perlu diperhatikan bagi penderita Diabetes

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.