Jumaat, 1 Mac 2013

Bahaya tersembunyi produk pembersih rumah



 

Jakarta - Sabun, pelembut kain dan pengharum ruangan merupakan produk yang kita gunakan sehari-hari untuk menjaga kebersihan rumah. Ternyata, produk-produk tersebut menyimpan bahaya tersembunyi bagi kesehatan.

Alasannya, karena sebagian produk pembersih yang ada di pasaran mengandung bahan kimia berbahaya. Jika terpapar langsung setiap hari, bisa berakibat pada gangguan pernapasan bahkan kerusakan ginjal. Ketahui bahan-bahan berbahaya apa saja di dalam produk pembersih rumah tangga seperti yang dilansir Care2, dan temukan solusi lain yang lebih aman.


1. Pengharum Ruangan & Sabun Cuci Piring

Zat berbahaya: Phthalates

Phthalates biasanya banyak ditemukan dalam produk-produk rumah tangga yang berbau harum, seperti pengharum ruangan, sabun cuci piring atau tisue wangi. Produsen biasanya tidak mencantumkan tulisan 'phthalates' pada kemasannya, tapi jika Anda melihat kata 'fragrance' atau 'perfume' dalam daftar kandungan zat, besar kemungkinan produk tersebut mengandung phthalates.

Bahayanya: Zat kimia ini bisa mengganggu kinerja kelenjar endokrin. Menurut temuan dari para peneliti dari Centers for Disease Control and Prevention di Harvard School of Public Health, pria dengan konsentrasi phthalates yang tinggi dalam darahnya, jumlah spermanya berkurang. Phthalates juga bisa memicu migrain dan asthma. Meskipun zat tersebut umumnya masuk ke tubuh lewat pernapasan, tapi bisa juga merusak lewat kulit. Alicia Stanton, MD, penulis Hormone Harmony mengingatkan, phthalates yang terpapar lewat kulit bisa terserap dan mengenai organ-organ dalam.

Solusi: Jika memungkinkan, pilihlah produk yang bebas wewangian atau mengandung bahan organik dan alami. Untuk pengharum ruangan, sebaiknya hindari produk yang mengandung aerosol. Ganti dengan minyak aromaterapi esensial atau cukup buka jendela rumah Anda setiap pagi agar udara segar bisa masuk. Tempatkan juga beberapa tanaman di dalam maupun luar rumah, karena tanaman merupakan penghisap racun alami.


2. Sabun & Deterjen Antibakteri

Zat berbahaya: Triclosan

Triclosan banyak terkandung dalam hampir setiap produk sabun cair, sabun batangan, deterjen dan sabun khusus tangan yang dilabeli 'anti-bakteri'.

Bahayanya: Triclosan merupakan agen anti-bakteri yang sangat agresif, tapi justru bisa memicu pertumbuhan bakteri yang kebal terhadap obat. The American Medical Association pun tidak menemukan adanya bukti bahwa bahan anti-mikroba bisa membuat seseorang jadi lebih sehat atau lebih aman. Artinya, kita sebaiknya tidak menggunakan produk-produk anti-bakteri secara berlebihan karena justru berpotensi membuat mikroba jadi lebih kuat.

Selain itu, beberapa studi juga menemukan bahwa konsentrasi tinggi triclosan sangat berbahaya bagi habitat alga yang hidup di sungai dan aliran air. Triclosan juga bisa mengganggu keseimbangan dan fungsi hormon pada tubuh manusia.

Solusi: Deterjen dan sabun biasa (tanpa triclosan atau anti-bakteri) sebenarnya sudah cukup untuk membunuh bakteri. Hanya gunakan produk mengandung triclosan jika Anda berada di lingkungan yang sangat kotor dan penuh kuman, misalnya toilet umum, lokasi bencana atau setelah kontak langsung dengan luka menganga agar bakteri dan kuman bisa mati dengan cepat. Sementara untuk keperluan sehari-hari, hindari penggunaannya.


3. Pelembut Kain

Zat berbahaya: Quartenary Ammonium Compounds (QUATS)
Terdapat dalam cairan pelembut kain dan sebagian besar pembersih perabot rumah tangga yang dilabeli 'anti-bakteri'.

Bahayanya: Quats merupakan bentuk lain dari anti-mikroba, dan efeknya sama seperti triclosan yang berpotensi menumbuhkan bakteri yang kebal terhadap antibiotik. Quats juga bisa membuat kulit iritasi; sebuah penelitian yang dilakukan selama 10 tahun mengungkap bahwa quats adalah salah satu pemicu terjadinya infeksi kulit. Menurut Rebecca Sutton, PhD, ilmuwan senior dai Environmental Working Group, quats juga diduga jadi penyebab gangguan pernapasan.

"Ada bukti yang menunjukkan, bahkan orang dengan kondisi fisik sehat yang sehari-harinya terpapar quats bisa menderita asthma," terang Rebecca.

Solusinya: Kurangi bahkan jika perlu hentikan pemakaian pelembut kain. Untuk melembutkan kain, Anda bisa gunakan bahan alami dengan campuran cuka dan tea-tree oil.

"Cuka merupakan pelembut kain yang alami. Tidak hanya bebas racun, tapi juga menghilangkan residu sabun dan deterjen," tutur Karyn Siegel-Maier, penulis 'The Naturally Clean Home'.

Sementara itu, tea-tree oil berfungsi sebagai anti jamur. Campurkan beberapa tetes tea-tree oil dengan satu sendok makan cuka, lalu campurkan ke dalam air di botol spray. Sebagai pengharum, tambahkan beberapa tetes minyak lavender. Gunakan campuran ini sebagai pengganti pelembut kain sekaligus anti-bakteri pada pakaian.



4. Cairan Pembersih Jendela & Dapur

Zat berbahaya: 2-Butoxyethanol

Zat 2-Butoxyethanol terkandung dalam cairan pembersih multifungsi, perangkat dapur dan jendela.

Bahayanya: 2-Butoxyethanol merupakan bahan utama pada pembersih jendela. Menurut Environmental Protection Agency (EPA) di Amerika Serikat, bahan ini bisa menyebabkan sakit tenggorokan saat terhirup. Dalam konsentrasi tinggi, 2-Butoxyethanol juga bisa mengakibatkan narcosis (penurunan fungsi sistem saraf pusat), serta kerusakan pada liver dan ginjal. Efeknya bisa lebih berbahaya jika digunakan di dalam ruangan kecil dan tertutup.

"Jika Anda membersihkan di dalam area terbatas, misalnya kamar mandi tanpa ventilasi udara, Anda bisa terkena paparan 2-Butoxyethanol dalam level yang tinggi," ujar Rebecca.

Solusinya: Bersihkan kaca jendela dan cemin dengan koran bekas yang dibasahi cuka. Untuk membersihkan dapur, gunakan bahan pembersih buatan sendiri. Campurkan baking soda, cuka dan minyak esensial. Campuran ini menghasilkan formula pembersih alami yang aman bagi kesehatan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.